Om Purusha Suci Shanti, Mertha Ida Hyang Tri Murti Widya Jnana Sidhi, Tinunggal Tan Hana Dukka ring Loka Samastha, Bhakti Pujam Sahadja, Ananda Ika Jihwani ring Wwang Awidya Iki…

Salam semesta raya shanti..

Jiwa manusia adalah suatu lautan luas tanpa tepi, yang dapat menjadi bagian ruang pencarian. Pencarian atas esensi diri, pencarian atas sesiapa dan apakah diri ini. Di mana bahwa dalam buana alit ini, tercerminkan makna luas suatu buana agung pula. Memahami diri, adalah suatu jalan jua untuk menampilkan pemahaman tentang semesta raya. Termasuk sebagai ranah mengenal asal muasal kita. Sangkan paraning dumadi, asal usul diri kita sekaligus sebagai jalan untuk mengenal Hyang Kuasa Penguasa Jagat.

Diri sendiri sebagai manusia adalah sebuah kebahagiaan ketika memiliki tubuh ini. Sebagaimana disebutkan lahir sebagai manusia adalah keberkahan, apalagi hadir dalam lingkungan dharma (Sarasamuscaya). Tentunya dengan dharma kita mampu mengenal diri, dan meningkatkan kualitas diri kita sebagai manusia yang unggul adaNya.

Manusia dharma diberikan pengetahuan (jnana) untuk bisa melaksanakan keagunganNya dalam kehidupan. Begitu juga melaksanakan kesusilaan atas Dharma itu sendiri. Dan bagi diri manusia pula telah berisikan ruang-ruang khusus untuk dipahami lebih lanjut. Ruang itu adalah Panca Maya Kosha. Sebagai lima bagian dari manusia itu sendiri, di mana kelak bila memahaminya akan mencapai juga IA pemahaman atas semestaNya.

Panca Maya Kosha merupakan lima bagian tubuh manusia yang dapat dijelaskan secara menarik dalam lingkup dharma. Seluruh manusia memiliki bagian tubuh ini tanpa terkecuali. Di mana sebagai keutamaanNya terletak sebagai Atman yang sesungguhnya selalu terhubung dengan Paraatman ketika memahami secara mendalam. Panca Maya Kosha itu terdiri dari Anna Maya Kosha, Prana Maya Kosha, Mano Maya Kosha, Wijnana Maya Kosha, dan Ananda Maya Kosha.

Panca Maya Kosha

Konsep ini tersiratkan pada Taittreya Upanishad dan juga pada Paingala Upanishad sebagai bagian dari Upanishad-Upanishad yang utama. Secara umum dapat dikatakan bahwa kesadaran tentang Brahman berada pada Ananda Maya Kosha sebagai badan yang bahagia sebagai daya hidup,sebagai kebersadaran atas nikmatNya. Lalu kemudian disebutkan badan yang bijaksana, badan yang berisikan pemahaman tentangNya (karena paling dekat dengan ananda maya kosha) di sini berisikan konsepsi kebijaksanaan tentang hidup begitu pula ruang intuisi tentang bahasa-bahasaNya serta dipertemukan tentang cara hidup yang baik atas Dharma.

Kemudian ada pula badan Mano Maya Kosha atau badan pikiran sebagai penguasa atas inderawi, penguasa atas pola pikir, baik dan buruk serta penghubung atas berbagai ruang pikir terhadap dunia. Juga selanjutnya adalah Prana Maya Kosha sebagai sebuah ruang nafas atau rasa dalam hidup yang menjadi bahasa psikologis dan cermin rasa dunia terhadap tubuh serta jiwa. Lekat dengan badan selanjutnya yaitu Anna Maya Kosha, bahwa energi hidup prana merupakan hasil dari hubungan penggunaan Inderawi serta bagaimana psikis dipengaruhi atas hubungan itu. Pada konsep Dharma, ada disebutkan tentang Prana di ruang energi Cakra-Cakra tubuh.

Yang terakhir adalah Anna Maya Kosha, ini merupakan badan kasar terluar yang menjadi penikmat serta pelaku atas apa yang terjadi di dunia. Bagian-bagian Indra manusia terdapat pada Anna Maya Kosha ini yang juga merupakan penikmat atas makanan dan sari-sari di dunia.

Dalam Paingala Upanishad disebutkan sebagai berikut :

Athannamaya prana maya mano maya vijnana mayananda maya panca kosah, annarasenaiva bhutvannarsenabhuvrddahim prapyanna rasa maya prthivyambyad viliyate so nna maya kosha; tad eva sthula sariram, karmendriya saha pranadi pancakam prana maya kosha, jnanendriya saha mano maya kosha jnanendriyaih saha buddhir vijnana maya kosha etat kosa trayam linga sariram; swarupa jnanam ananda maya kosas tat karana sariram.

* Kemudian adalah lima sarung (lapisan tubuh) yang terbuat dari makanan (anna), udara vital (prana), pikiran (mano), akal budi (vijnana), dan sukacita (ananda). Apa yang diciptakan oleh sari makanan, apa yang berkembang dari sari makanan, dia akan mencapai kedamaian di bumi yang penuh dengan sari makanan, itulah sarung yang dibuat makanan. Itu sajalah yang merupakan badan kasar dibuat oleh prinsip udara vital. Pikiran bersama dengan organ-organ penerima adalah sarung yang dibuat oleh pikiran. Akal budi bersama dengan organ-organ penerima adalah sarung yang dibuat akal budi. Ketiga sarung ini membentuk badan halus. Pengetahuan seseorang membentuk sarung yang dibuat dari sukacita, ini disebut badan penyebab.

1.Jadi dengan itu dapat dijelaskan secara merinci bahwa Anna Maya Kosha adalah badan kasar yang diberi asupan makanan untuk hidup. Dalam hal ini pada tubuh manusia, bisa diutarakan sebagai badan jasmani yang terdiri dari inderawi manusia. Inderawi manusia itu dalam hindu dapat dibagi menjadi dua bagian besar. Yaitu Panca Buddhindriya dan Panca Karmendriya.

Panca Buddhindriya adalah sebagai berikut :

  • Caksuindriya yaitu indriya pada mata yang berfungsi untuk melihat.
  • Srotendriya yaitu indriya pada telinga (karna) yang berfungsi untuk mendengar.
  • Ghranendriya yaitu indriya pada hidung yang berfungsi untuk mencium bau.
  • Jihwendriya yaitu indriya pada lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa.
  • Twakindriya yaitu indriya pada kulit yang berfungsi untuk alat peraba.

Panca karmendriya adalah sebagai berikut:

  • Panindriya: indriya pada tangan.
  • Padendriya: indriya pada kaki.
  • Garbhendriya: indriya pada perut.
  • Upasthendriya: indriya pada kelamin laki-laki. Bhagendriya: indriya pada kelamin wanita.
  • Payuwindriya: indriya pada anus
  • Wakindriya  yaitu penggerak di mulut.

Kesepuluh bagian tubuh itulah yang dapat disebut sebagai Anna Maya Kosha. Dan agar itu selalu baik, diberi masukan makanan yang bernutrisi serta dikuasai oleh pikiran Mano Maya Kosha. Sebagaimana juga pengaruh emosi dan lingkungan serta gaya hidup akan memengaruhi semua itu.

2.Selanjutnya adalah selubung atman yang disebut Prana Maya Kosha :

Prana Maya Kosha adalah badan energi yang digerakkan dan dikontrol oleh pemaknaan nafas hidup. Sari-sari dari hidup diserap dan difiltrasi oleh nafas dan menjadi Prana Maya Kosha, termasuk juga esensi-esensi rasa, kemudian pengaruh lingkungan serta bagaimana jiwa dipengaruhi serta memengaruhi lingkungan.

Memahami Prana Maya Kosha sebagai energi, masuk juga kepada konsep Sapta Cakra yang telah diketahui secara luas, salah satunya. Sapta Cakra memberikan pemahaman bahwa prana dapat mencerminkan suatu sisi psikologis dari seseorang. Ini juga banyak dipengaruhi Tri Guna sehingga terdapat sisi terang, aktif, dan lembam gelap.

A. Cakra Dasar (Muladhara) adalah cakra kundalini, di mana terletak pada bagian tulang ekor. Dapat dijelaskan kartu tarot yang keluar, bisa memiliki nilai yang cenderung rendah, terlalu kuat atau netral. Cakra dasar menjelaskan kondisi kenyamanan diri di suatu tempat, atau kondisi diri untuk siap menghadapi berbagai keadaan hidup (survive). Ketika nilainya cenderung berkualitas rendah, maka bisa maknanya ada ketidakpercayaan diri dari penanya, sekaligus paranoid, dan kurang bersemangat. Ketika berlebih maka ada kecendrungan penanya adalah seseorang yang ingin menguasai suatu tempat wilayah, kasar dan keras. Ketika netral seimbang maka baik rasa percaya diri serta adaptasinya atas lingkungan baru, cepat berbaur.

B. Cakra Sakral/Swadisthana adalah cakra di atas kundalini yaitu cakra seksual manusia, di mana secara netral seimbang dapat memberikan gambaran tentang rasa percaya diri, yang mampu menarik lawan jenis, serta daya tarik diri. Ketika bernilai terlalu rendah dan lemah, maka rasa percaya diri penanya terlalu rendah. Tidak percaya diri untuk mendekat dengan lawan jenis. Dan ketika kartu yang keluar adalah bernilai terlalu kuat, keras, maka bisa jadi penanya adalah pemain cinta, menjadi seorang selingkuhan atau pelakor, atau terlalu senang dengan aktivitas seksual.

C.Cakra Manipura / Solar plexus adalah cakra yang mendasari suatu emosi juga ego. Mengenai makna duniawi, emosi tentang kemarahan, kerakusan, atau tentang kepuasan atas hidup. Tentang ambisi diri atas dunia. Maka dapat disimak ketika nilai dari kartu untuk cakra ini adalah terlalu aktif keras, akan ditafsirkan sebagai ambisi yang terlalu tinggi, atau keserakahan. Ketika terlalu bernilai rendah, maka bermakna seseorang yg tidak berambisi, cenderung malas, pasif. Keseimbangan atas ambisi serta kebersyukuran adalah nilai terbaik dari pembacaan cakra manipura.

D.Cakra Anahata / jantung adalah menyimbolkan tentang rasa, utamanya adalah rasa kasih sayang yang iklas dan tidak terbatas. Ini juga sebagai simbol makna humanis. Yang membentuk manusia itu sendiri, sehingga berbeda dari mahluk lain. Maka ketika ini adalah bermaknakan terlalu aktif dan keras, artinya rasa kasih tapi cenderung untuk posesif, sehingga membentuk banyak aturan- aturan yang malah membelenggu. Terlalu sayang sehingga cenderung membelenggu. Kemudian ketika rendah atau cenderung negatif, maka hidupnya apatis, cuek, tidak terlalu menghiraukan keadaan sekitar. Rasa kasih sayang yang kurang. Dan yang terbaik adalah keseimbangan, di mana rasa sayang sesuai dengan porsinya, tepat untuk menempatkan rasa sayang itu. Sehingga membuat orang yang disayangi itu menjadi belajar, dan bertumbuh.

E. Cakra Wisudha adalah yang terletak di kerongkongan. Pada dasarnya melambangkan cara berbicara dan bagaimana itu bisa memberikan dampak kepada yang lainnya, dan memengaruhi juga kewibawaan. Ini termasuk juga konsep yang baik dalam mengutarakan suatu pendapat serta kesesuaian komunikasi dengan apa yang dipikirkan. Dan menghasilkan suatu keyakinan kepada yang lain, atas apa yang diutarakan. Intinya adalah membentuk suatu kewibawaan. Ketika ini aktif dan seimbang, maka lawan bicara akan dengan mudah mengetahui maksud yang dibicakan, namun dengan intonasi yang sesuai, sehingga sisi kewibawaan mengada. Ketika terlalu aktif dan berlebihan, maka ada kecendrungan sebagai pribadi yang bossy atau memaksa ingin menguasai pembicaraan, juga arogan. Namun kebalikannya ketika kartu bernilai rendah, maka pribadi yang cenderung memendam, dan pendiam, serta kurang suka dalam pergaulan.

F.Cakra Ajna melambangkan kecerdasan serta intuisi atas sesuatu. Yang ketika aktif dan seimbang akan memberikan gambaran baik tentang kecerdasannya, intelektualitaanya, serta dalam cepat dalam mengambil suatu solusi dari permasalahan tertentu, serta masih membumi (sesuai realita yang ada). Cakra ini juga bisa memiliki suatu kecendrungan untuk berlebih, yaitu bernilai bahwa solusi yang dijalankannya tidak mampu diaplikasikan dalam kehidupan nyata, atau terlalu mengawang-ngawang. Pola pikirnya cerdas, namun tidak melihat realita di lapangan, sehingga “meninggi” tidak menjejak bumi. Untuk cakra ini yang memberikan nilai terlalu rendah, maka bisa jadi kecerdasannya belum berkembang, atau kurang bisa mengambil suatu kesimpulan solusi atas suatu permasalahan, perlu diasah lebih banyak.

G. Cakra mahkota adalah cakra yang menghubungkan entitas manusia kepada Sang Pemilik Semesta. Energi supra yang memberikan jembatan pemahaman atas kelahiran, hidup, serta kematian. Juga yang berada di antaranya. Sebuah cakra spiritualitas untuk memberikan pemahaman kebijaksanaan Hyang Kuasa atas kehidupan ini sebagai manusia. Ini bisa juga bernilai terlalu keras, terlalu aktif, yang bisa jadi tersimbolkan pada mereka yang memiliki karakter ke “atas” namun prilaku kesusilaannya, bisa jadi masih kurang. Sehingga ada suatu penumpukan energi di kepalanya. Dalam bahasa lokal (bali) disebut “kedewan-dewan” namun belum memperlihatkan secara baik sifatNya itu. Ketika ini cenderung rendah, maka kurang ada keyakinan atas suatu entitas SupraNya, energi keilahian yang tidak diyakininya, mungkin juga ia yang jarang melakukan sujud atasNya.

3. Mano Maya Kosha. Disebut sebagai badan pikiran. Badan pikiran ini adalah yang memegang kendali atas prilaku dari Anna Maya Kosha. Segala inderawi dikontrol oleh badan pikiran sehingga inderawi mampu menerima, dan melakukan kehendaknya atas olah pikir yang diterima dari lingkungan. Cara pikiran itu menerima informasi dari lingkungan, diterima oleh Panca Buddhindriya, apakah dari gerak cahaya yang diterima oleh mata, atau suara yang diterima oleh telinga, bau yang diterima oleh hidung, rasa yang diterima oleh lidah, dan sentuhan yang diterima oleh kulit. Kemudian itu diolah oleh pikiran untuk mendapatkan informasi serta sensasi yang ada, dan selanjutnya badan pikiran akan memberikan sinyal tertentu kepada Panca Karmendriya untuk melakukan sesuatu atas informasi yang diterima.

Mano Maya Kosha ketika tersentuh oleh akal budi (intuisi) pola pikir yang bernuansa ruang nilai baik dan buruk, akan menjadi suatu kebiasaan, habit yang pada akhirnya membentuk suatu ruang energi yang ditelaah oleh Prana Maya Kosha. Kualitas energi cakra akan dipengaruhi pula oleh bagaimana pikiran itu dalam menelaah informasi yang didapatkan. Hal ini sangat besar dikendalikan oleh Badan Selanjutnya.

4.Wijnana Maya Kosha

Wijnana Maya Kosha disebut badan akal budi, yang paling dekat dengan Ananda Maya Kosha yaitu badan kebahagiaan atau yang biasa disebut daya hidup, Atman sebagai bagian Sraddha Hindu. Disebut akal dan budi dan juga badan intelektualitas, karena badan ini yang dapat memberikan nilai atau kualitas dari keseluruhan badan di luarnya. Wijnana Maya Kosha mempengaruhi pikiran untuk mengolah nilai dari informasi yang didapatkan dari lingkungan. Pikiran dengan kualitas itu akan memberikan bagaimana informasi yang didapat oleh inderawi, untuk melakukan kehendak selanjutnya, kemudian kehendak itu akan mempengaruhi kajian psikologis yang tercermin dalam kualitas Sapta Cakra.

Wijnana Maya Kosha menjadi berkembang baik ketika diberi asupan The Right and Kind Knowledge serta asupan prilaku yang sesuai dengan Susila yang ada. Knowledge yang benar dan baik itu berasal dari konsep sains yang bermoral, dan juga prilaku Kayika, berkata yang bajik Wacika serta pada akhirnya menciptakan Good, Kind Will yaitu Manacika.

Dalam konsep pembahasaan kosa kata Hindu (Leksikon Hindu), Wijnana Maya Kosha dapat berkembang signifikan sebagai asupan Jnana Marga, dan kehidupan yang penuh Bhakti kepada dunia itu. Leksikon Hindu itu antara lain.

A.Memercayai keagungan Hyang Esa pada konsep Ekam Eva Adityam Brahman.

B. Purusha dan Pradana, Brahman dan pengaruh Maya Guna sebagai sisi konsep Ketuhanan.

C. Tri Kaya Parisudha. Manacika berpikir berniat baik, Wacika berkata baik, Kayika Berprilaku Baik.

D.Catur Purusha Artha. empat Harta yang utama menuju tujuan hidup.Dharma Kebajikan, Artha harta materi, Kama nafsu motivasi, Moksa Kelepasan tujuan akhir kehidupan. Ada juga tentang memahami Konsep Kanda Pat.

E. Panca Sraddha .Lima Dasar keyakinan Brahman Tuhan, Atman percikan Tuhan dalam diri, Karmapala, Samsara Reinkarnasi, Moksa.

F.Sad Ripu . Enam musuh diri, Kama Nafsu, Krodha Kemarahan, Lobha Kerakusan, Moha Kebingungan, Mada Kemabukan, Matsarya Iri hati.

G.Sapta Timira . Tujuh kegelapan, Dhana gelap karena materi, Kasuran Gelap karena keberanian, Sura Gelap karena minuman keras, Kulina Gelap karena keturunan, Guna gelap karena kepintaran, Yowana Gelap karena usia muda, Surupa gelap karena wajah rupawan.

F. Asta Brata delapan sifat dewata dalam ruang kepemimpinan. Agni Meleburkan hal buruk, Bayu menginformasikan yang sesuai dan benar, Baruna tempat untuk mendengarkan keluh kesah, Chandra yang menyejukkan, Kubera yang memberikan keberkahan kesejahteraan, Indera yang mampu memimpin dan adil serta penuh belas kasih, Surya menerangi dan bijaksana, Yama yang selalu adil dalam Punishment and Reward.

G. Pemahaman atas Dewata Nawa Sangha dan Dasa aksaraNya, baik di buana alit, atau buana agung.

Begitulah bagaimana konsep Dharma memberikan ruang pembelajaran atas peningkatan kualitas Wijnana Maya Kosha. Pengetahuan sains yang sesuai dengan metodologi yang ada, serta diterapkan secara benar dan baik, adalah ruang yang sangat baik juga untuk proses pengembangan Wijnana Maya Kosha.

Yang terakhir adalah Ananda Maya Kosha. Ini adalah percikan dari Brahman dalam diri yang paling terdekat dengan Para-Atman sumber dari atman itu sendiri. Memahami ini dikatakan juga merupakan bagian dari pengenalan diri, Sangkan Paraning Dumadi yang artinya kelak ketika memahami dengan baik, dan mengikuti prosesnya, akan mencapai kebahagiaan yang tanpa batas dan tidak tertandingi kenikmatanNya. Disebut kelepasan kemoksaan, Ananda Maya Kosha. Kemoksaan sendiri terdiri dari Samipya Kemoksaan yang dirasakan saat hidup, Salokya Kemoksaan di mana mendapatkan tempat selokasi dengan Brahman, Sarupya menyerupai Brahman dengan berbagai sifat juga manifestasiNya, lalu Sayujya yang artinya bersatu dengan Brahman

Gus Lingga (Kalvatar Bali)

Kalvatar Bali

Eksplorasi konten lain dari Kalvatar Tastra Aksara (DharmaNya Tanpa Batas)

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pengelola Web Kalvatar Tastra Aksara

Ida Bagus Lingga Wardana, S.E, M.Sos., CH.,CHt., CFHPSy

Lulusan Pasca Sarjana S2 ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi, saat ini sedang mengemban pendidikan S3 untuk Ilmu Agama dan Kebudayaan di Unhi

Merupakan Founder dari Penerbit Kalvatar Tastra Aksara, Penerbit buku-buku religi dan spiritualitas.

Serta membuka Konsultasi Psikologi Tarot Reading Kanda Pat Suksma Kalvatar Bali. Dengan Nomor Ijin Praktek,

STPT 570/STPT/0022/IX/DPM-PMTSP 2023

Alamat Jalan Tukad Balian 70x Sidakarya (Sebelah Kedai Magisa)

Kalvatar Tastra Aksara

Jl. Tukad Yeh Aya ruko No.70x blok A2, Panjer, Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, Bali 80224

https://maps.app.goo.gl/GBnJXoDBh7UMLBRs6

Related posts

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9735786260076542"
     crossorigin="anonymous"></script>
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9735786260076542"
     crossorigin="anonymous"></script>

Eksplorasi konten lain dari Kalvatar Tastra Aksara (DharmaNya Tanpa Batas)

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca