Om asatoma sad gamaya,
Tamasoma jyotir gamaya,
Mrtyorma amrtam gamaya..
Om siddhi shanti linggam sarira,
Ya namo nama swaha..
Dalam kehidupan di dunia, jelas dibedakan bahwa ada pemahaman tentang kesadaran kepada entitas brahman, dan atau kesadaran akan kehidupan yg terbelenggu materialitas dunia.. Memang tidak mungkin ketika sebuah kesadaran dalam waktu kehidupan, akan terbebas dri kebutuhan di alam materi(dunia) dan juga tidak akan pernah dapat terhindar dri hidup,mati serta karma itu sendiri…
Pada dasarnya, ketika manusia menyadari bahwa dirinya adalah jiwa..Jiwa yg terperangkap dalam badan manusia, yg sementara dan juga diberikan menikmati dunia secara berkesadaran, maka pemahaman kesadaran melihat dunia sebagai sebuah bagian kala(waktu) yg akan sirna sesuai umur manusia itu, manusia akan dpat menyadari bahwa kebahagiaan yg tidak terguncang adalah bukan berasal dri kenikmatan di badan manusia(badan kasar-stula sarira)..Tetapi dri kesadaran akan jiwa itu sendiri, dan dimulai dri pemahaman pembelajaran akan jihwatman(suksma-antahkarana sarira)..Bahwa setiap manusia diberi kesempatan oleh waktu(kala) untuk mendapatkan menemukan sebuah kesadaran brahman (atman aikyam) yg menghadirkan kebahagiaan kekal tidak tergoyahkan..Itu akan terus menerus diberikan kesempatan, sebagai sebuah kebaikan hatiNYA untuk mencapai kebahagiaan yg penuh kesejatian..
Atman adlah antahkarana sarira, atau badan bahagia..Dimana kesadaran itu adalah sebuah jalan untuk menyadari akan sebuah kekekalan ilahi atau brahman itu sendiri..Seperti sebuah percakapan antara Sang Khrisna dan partha arjuna, bahwa risau gundah gulana akan kehidupan yg tidak kekal ini adalah sebuah kesalahan..Dunia semesta brahman, telah memberikan segalaNya di sebuah kesadaran ttg Atman itu sendiri..Atman yg sanatana nitya yg abadi..yg tidak akan terkeringkan terbakar terbasahkan ternodai oleh apa pun itu, yang suci sidhi waskita, yg menunggu diketahui pada wahana tubuh manusia ini..
Tahapan2 yg ada itu sekiranya disesuaikan yg melingkupi atman itu sendiri sbagai jihwatman..Jihwatman adalah dimana atman diselubungi citta (memori dan tumpukan karma), buddhi (intelektual idep wiweka-yg berkembang untuk menerima kesadaran atman) manas sebagai raja indera2 manusia, serta ego ahamkara..yang mrupakan suatu yg sangat rapuh dan rentan pada pngruh maya guna di dunia..
Kesadaran sadhana sebagai sadhu, tentu saja berasal dri disiplin ttg penguasaan ego dgn ksama serta mengontrol musuh sad ripu, dan juga mengontrol manas sbagai akibat ego yg terpaksa mnyerah dgn keadaan dunia, sbagai dinding kedua..Dan dua dinding itu akan membentuk timbunan karma yg terakumulasi oleh buddhi yg mengatur memberikan keberpahaman akan wiweka itu sendiri..Dan itu tidak bisa terbebas dri kumpulan karma yg ada di citta yg selalu terkoneksi dgn atman brahman aikyam di buana agung sbagai maya, di diri sebagai buana alit…
Pada dasarnya ktika sbuah buddhi kebaikan atas dharma itu dilaksanakan sesuai kebertahuan akan mana yg dharma atau adharmik, maka tentu bahwa itu adalah sebagai pujam mantram sunia yg selain pula sadhana sebagai bhakta sang nawa sangha dlam bntuk yadnya..Itu jua pun sebagai pondasi pondasi untuk menuju pada ketahanan dan pencapaian kekekalan atman itu sendiri..sbagai sebuah kelepasan dan kamoksan..kesadaran itu adalah baru awalnya saja, karena setelah sampai pada tatanan itu, maka bersiap untuk menjadi tangan2 tuhan itu sendiri yg berdiri pada ke-dharma-an..Siklus yg tidak pernah putus, sampai nanti suatu waktu yg telah IA tentukan..bahwa akan terjadi malamNya brhman dan mahapralaya hnyalah bagian untuk “diri” merasakanNYA sebagai Hyang SuNIa suhci Nirmalam swaham…
Juni 2015..
Guswar..
Inspirasi..Atmaboddhi-Sankaracarya