Bersyukur bagaimana menjadi manusia…

Bagaimanakah makna bersyukur dalam kehidupan yang kita jalani ini?..di saat apa-apa yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, di kala masalah menghadang tanpa tau jalan keluar..hmmmm..sebenarnya kita perlu melihat ke dalam diri ..bahwa apa-apa yang telah digariskan adalah sesuai dengan apa-apa yang telah kita lakukan (karma)….

Yaps karma….tapi apakah kita tahu bahwa sangat susah menjadi manusia..dengan itu kita hendaknya mengucapkan kata SYUKUR yang dalam ke hadapan-Nya…seperti disebutkan dalam beberapa sloka…

Sarasamuscaya 2…

Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumayaken ikang subhasubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma juga ikangsubhakarma phalaning dadi wwang.

Di antara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah, yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk; leburlah ke dalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu; demikianlah gunanya (pahalanya) menjadi manusia.

Seperti juga pada :

Sarasasmuscaya 4.

Apan iking dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika.

Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.

Dengan itu, cobalah untuk tetap bersyukur dalam menjalani segala kehidupan ini. Kenyataannya dengan selalu berbuat baik bagaimana pun kita. Secara otomatis maka dunia alam serta sang Mutlak akan memberikan karma yang baik ke depannya.

seperti pula yang saya dapat dari sebuah buku….bersyukur akan membuka pintu yang bernama sebuah keiklasan, dimana pintu itu menuju suatu jalan ke pada titik Kuasa Ilahi…dengan pintu syukur maka berpeganglah dan membiarkan nasib kita pada suatu sifat KEMUTLAKAN yang KUASA di alam ini…

Seperti yang terdapat dalam Sarasmuscaya 15…

Ikang kayatnan ri kagawayaning kama, artha mwang moksa, dadi ika tan paphala, kunang ikang kayatnan ring dharmasadhana, niyata maphala ika, yadyapin angena-ngenan juga, maphala atika.

Usaha tekun pada kerja mencari kama, artha, dan moksa, dapat terjadi kalanya tidak berhasil, akan tetapi usaha tekun pada pelaksanaan dharma, tak tersangsikan lagi, pasti berhasil sekalipun baru hanya dalam angan-angan saja.

Jadi setiap masalah apa pun itu sesungguhnya akan bisa diselesaikan jika suatu sikap syukur dalam menuju suatu perbuatan dharma(kebaikan) kelak dikemudian hari.

Satu tanggapan untuk “Bersyukur bagaimana menjadi manusia…

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.