Sebuah Kebersahajaan Hidup, Sekelumit Kemerdekaan sila ke-5..

images

Setelah dalam kurun waktu terjajah, kurun situasi yang tidak mengerti telah dijajah, dan apakah suatu “kesadaran” memerdekakan diri ada? atau bahkan memiliki kesiapan memerdekakan alam sekitarnya minimal, karena bukan pemerintah yang mengurusi kita sampai saat ini. Pemerintah sibuk memberikan dirinya makan, yang padahal sudah kenyang, yang padahal sudah memiliki kendaraan mewah yang tak hanya satu. Seandainya itu diberikan ke perut yang memerlukan, toh tidak terjadi kesenjangan. Kesenjangan yang akibat pola hidup, pola pikir dan pola iman yang katanya sudah menyuci, tapi secara prilaku dan kata-kata sungguh sudah dekat. Dekat dengan rahwana, keraksasan, dan tanah mereka sudah sama2 banyak. Banyak di dunia, banyak di akhirat, tapi masak akhirat di surga. Iya betul kah(n)??(!!)

Soekarno, Harto, Habibie, Gusdur, Mega, SBY, dan yang selanjutnya, sebenarnya memiliki banyak kelebihan atau pula kelemahan. Soekarno sebagai penegak atau proklamator membebaskan dari penjajahan fisik, Soeharto memberikan kenyamanan stabilitas dan bertindak sebagai pemberi contoh :”Ini low namanya sejahtera”. Habibie yg menunjukkan “Ini low orang Indonesia bisa buat pesawat”. Gusdur yang pluralis, bahwa siapa pun layak dihargai. Mega yg penyabar (Hrusnya presiden tapi dimundurkan) yang membentuk KPK bahwa “Koruptor itu kayak babi”. Dan SBY sebagai pembuka “pintu” dengan kebebasannya, bahwa rakyat sekarang tau dan memiliki kesadaran “Begini lo baiknya pemerintah”. Terlepas dari para penya(u)mpah monas dan gorok leher, bahwa kita telah berada di tangga terakhir sebelum pintu taman firdaus utopia (sebagai tujuan akhir komunisme) menjadi nyata di dunia. Moralitas selain dari agama, logika, serta kebermanfaatan, pada dasarnya menjadi bagian penting akan keterciptaan atau kenyataan bahwa butir2 pancasila itu menjadi semakin mampu dilaksanakan…

Pemahaman atau perspektif apa yang tidak masuk di ideologi ini, liberalis masuk dengan batasan bahwa jangan apatis terhadao lingkungan sendiri. Agamis masuk dengan batasan bahwa pelangi itu indah dan di taman bunga firdaus tidak ada yang hanya bunga berwarna putih atau merah atau hanya biru saja. Komunis atau Sosialis yang memberikan persepsi perjuangan tanpa kelas, adalah bisa dilaksanakan dengan artian persepsi tanpa kelas tidak mungkin bisa diterapkan. Namun dengan agamis yang bermoral dengan tidak apatis akan sesamanya yang tidak mementingkan kelas (SARA) bahkan adalah sebagai tujuan akhir dari komunisme itu sendiri. Nasionalis humanis, adlah pejuang yang memberikan kontrol batasan tersendiri pada wadah ideologi, bahwa agamis agar bermanfaat tidak mementingkan kelas2 (lebih spiritualis), serta beradab untuk memajukan diri bahwa kita memang seorang manusia (humanis), dan tidak lupa pada pejuang ekologis yang berniat memberikan alam tempat bernafas dan mengurangi free will( penggunaan alam serampangan) dibatasi. Bahwa tanah air, pertiwi, laut udara tanah keamanan kenyamanan kebahagiaan kesejahteraan ada dan berhak kita mendapatkannya. Apakah kita mampu memberikan ruang untuk hak itu??

Ini secarik tujuan nusantara

5. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Keadilan sosial, sebuah keadilan yang mampu memberikan pembebasan bagi yang tidak bebas, memberikan kebebasan bagi privasi, memberikan kontrol bagi yang menginjak2, secara massif dan keseluruhan holistik megamankan, menyamankan, hak2 pribadi yang menjadi kenikmatan kedamaian kesejahteraan seluruhnya. Dasar dari itu adalah menelisik penjajahan yang ada di sila2 sebelumnya dan berjuang untuk memperlihatkan jati diri, harga diri, kecintaan diri sebagai identitas bangsa indonesia, bangsa nusantara…..

Butir2 yang ada

1. Mengembangkan perbuatan luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama

Gotong royong, kekeluargaan sebagai rasa bahwa kepedulian sosial itu ada. Tidak mungkin tidak dikatakan busuk, jika rumah sendiri paling besar dengan mobil mewah berderet sembilan, lalu jelas sudah tidak mau turun untuk sekedar gotong royong membersihan sampah di hari minggu dengan membawa sapu. Apa kah karena malu atau memang tahu diri, kalau diri hanya mengambil hak orang lain (baca : babi korup)..Itu saja sudah berarti bukan sikap adil, apalagi notabene para lawyer2 tangguh yang dengan mudahnya membenarkan membalikkan yang salah jadi benar. Sampai kapan ini terjadi, ini terjadi tergantung dari seberapa hati rakyat memiliki ruang kosong untuk sabar. Ruang kosong itu apakah sudah penuh atau malah sudah tidak cukup. Dan pada saat ini, jangan salahkan bila kembali kudeta atau revolusi dari RAKYAT bukan dari lainnya menjadi kenyataan cepat atau lambat. Itu sosialis dan revolusi.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

4. Menghormati hak orang lain

Keseimbangan hak dan kewajiban, kemalasan bukan kewajiban menuntut hak saja. Kewajiban adalahpada saat lupa akan hal yang wajib itu telah dilakukan. Artinya karmany eva dikharaste ma phlasu kadacana..yaitu kerja keras tanpa mengharap hasil, krana hasil datang dari Tuhan.

Itu bersambung ke hak orang lain, ketika orang pemalas mengungkapkan haknya secara memaksa, pada saat itu hak orang lain terambil.Dan keberhakan yang telah melakukan kewajiban terkadang menjadi suatu kepasrhan, tiada keinginan untuk membela diri. Contoh 10 mobil mewah yg bisa dijual itu mampu memberikan makan setahun orang2 yg berhak atau memerlukan.

5. Suka mem berikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri

Ini yang saya pribadi suka, dengan bantuan langsung yang bertaruh nyawa, dasarnya akan tidak memberi pelajaran berarti. Permasalahan lain adalah pajak dan pilihan dari kita untuk mereka (baca; babi korup) Jelas kita berhak untuk lebih, bukan hanya bantuan langsung, kecuali terjadi bencana alam yang kita bagi yng mampu pun tanpa disuruh pemerintah, mau melakukannya.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah

8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum

Hak milik, sebagai misal backing, kedudukan, kekuasaan bisa jadi adalah dasar untuk memeras. Kita sebagai pemilih mereka, sebagai yang memberikan pajak tanpa target yang pas hanya menambah kebabian mereka.

Ketika hedonisme dan aptisme berlangsung dan terjadi, bukan saja berarti manusia atau rakyat hidup akan mendapat contoh yang baik. Tetapi contoh yang sangat menjerumuskan, rakyat akan berpikir ia mencari kekayaan dengan kerja keras hanya untuk menandingi gaya hidup perlente yang membusukkan, harga diri yang dilihat dari apa di punyai hanya akan membawa ke keduniawian semu. Boros untuk diri akan mengurangi kesejahteraan, bahkan boros tapi uang kita, akan cocok disediakan tali, parang, di wilayah monas.

9. Suka bekerja keras

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial

Ini adalah tipe2 keberhasilan manusia nusantara (baca : bangsa) yang berbudaya, bersahaja dan berciri bijaksana. Mampu bekerja keras, menghargai karya yng bermanfaat (teringat : jarak yg mampu dimanfaatkan sbagai bahan bakar, pesawat yg bisa dibangun, mobil listrik, dll). Dan manusia indonesia yang paling berharga adlaha manusia yang peduli akan sesamanya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.