Om swstyastu..
Teja hning ring pasupatya..
Suryaatma meluwih suhci nirmala..
Om nama siwaya sivanarayam
Om shanti2 om
Sapta Timira berdasarkan niti sastra berasal dari dua kata yaitu sapta yang berarti Tujuh, dan Timira yang berarti kegelapan atau kesuraman serta awidya (tanpa pengetahuan).. Pada dasarnya widya awidya adalah kata kunci terbaik dari bagaimana pengetahuan suci (Pure Supreme Knowledge) adalah membuka sebuah pembebasan dari penderitaan itu sendiri. Widya adalah suatu pengetahuan yang membebaskan, dimana bahwa manusia agar bisa menuju pada suatu kesadaran yang membebaskan, maka sesungguhNya pengetahuan suci tentang brahman atman aikyam adalah selalu mnjadi tujuan akhir..
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
Timira atau kegelapan, adalah sifati tamasik atau kegelapan dan kemalasan diri untuk menuju dan beranjak kepada sebuah evolusi kesadaran itu sendiri, namun bahkan bahan-bahan dari seluruh pembelajaran atas pengetahuan yang supreme itu, sesungguhnya bisa menjadi sarana penggelapan juga, yang menghambat evolusi tinggi dari kesadaran itu sendiri..
Timira adalah diawali dengan sebuah penguasaan diri serta selalu melaksanakan hakikat diri sebagai manusia, yang senantiasa tersadarkan untuk selalu melaksanakan dharma.. Dharma yang agung, yang menjadi dasar pondasi untuk memberikan lilin penerang yang menghalau segala kegelapan di diri serta memberikan penerangan bagi yang lain, sebagai dharma raksaka, para pembela dan penegak dharma..
Sarasamsucaya adalah sebuah kitab yang memberikan gambaran tentang sari-sari dari ithiasa mahabrata(bhgwan byasa), yang disarikan bhgwan wararuci. Dimana sarasamuscaya menitikberatkan pada keagungan dharma sbagai moralitas tertinggi dari etika serta sangat dalam sbagai filsafat, dan tentunya pedoman untuk mlaksanakan ritualitas hindu (kerangka hindu). Dan etika yang berdasarkan dharma, menuju pula pada sebuah tuntunan tersendiri untuk mencapai penerangan dan memperlihatkan bahwa kegelapan-kegelapan yang ada seperti sapta timira adalah sesuatu yangk buruk bagi evolusi kesadaran diri..
Secara garis besar maka bagian-bagian sapta timira adalah sebagai berikut:
1. Surupa timira : Adalah kegelapan karena ketampanan atau kecantikan serta rupa yg menawan. Artinya adalah kegelapan itu menuju pada sebuah kepuasan berlebih atas rupa itu, serta melupakan kewajiban sbagai diri manusia, atau pula merendahkan yang lain yang memiliki rupa kurang dari dirinya sendiri.. Dengan kegelapan ini, maka seseorang bisa lupa untuk melakukan olah rasa dan iman serta terlempar dari ruang terang pengetahuan yang membebaskan. Dan mereka yg sering melihat dari kulitnya, maka tiada ingat akan kekurangan diri..
Sesungguhnya dalam sarasamuscaya disebutkan bahwa ketampanan wajah rupawan adalah kelahiran dari surga, hal ini dapat dilihat pada sloka :
Sarasamuscaya 21..
Surupatamatmagunam ca vistaram kulanvayam,
Drvyasamred-dhisancayam, naro hi sarvam labhate,
Yathakretam sadasubhenatmakrtena karmana.
Artinya: maka orang yang melakukan perbuatan baik, kelahiran nya dari sorga kelak menjadi orang yg rupawan, gunawan, muliawan, hartawan, dan berkekuasaan; buah hasil perbuatan baik, didapat olehnya..
Maka karena berbuat baiklah Ia mendapatkan kerupawanan, namun ketika itu diliputi kegelapan tamasikam, maka tentunya tidak mendapatkan karma baik dan menuju surgawi. Dan itu mengakibatkan ia menurun derajatnya di masa mendatang.
Ketika kegelapan karena ketampanan itu ada, bahkan bisa digunakan untuk mencela yang tidak sempurna seperti dirinya sendiri, hal ini adalah berasal dari pikiran yang mengandung sifat kesombongan itu sendiri, dan jauh dari prilaku seseorang yg sadhu. Dalam sarasamsucaya disebutkan :
Srsamuscaya 307..
Na smarantyaparaddhani smaranti sukrtani ca,
Asambhinnaryamary sadhavah purussotamah.
Artinya : dan lagi (sang sadhu) tidak memikirkan dosa atau cacat orang lain, pun tidak mengeluarkan kata-kata apapun tentang celaan atau teguran dari pihak lain, hanya kebajikan dan perbuatan phak lain saja dipikirkan beliau, dan sama sekali tidak ada kemungkinannya sang sadhu itu menyimpang dari prilaku orang arif, melainkan tetap sopan santun dan susila, dmikian laksana sadhu sbagai manusia yg utama..
Maka tentu saja ktika mencela orang lain yang lebih tidak sempurna, baik itu dalam ucapan apalagi perbuatan yg berasal dari pikiran yg dipengaruhi kegelapan, tentunya itu merupakan sesuatu kepribadian yang jauh dari kemuliaan dan bukan laksana seorang sadhu(berbudi luhur).
2. Guna timira : disebutkan bahwa guna, yaitu kepandaian merupakan suatu yg bisa menimbulkan kemabukan dan juga kegelapan. Hal ini merupakan buah pikiran yang cerdas, namun tidak dilandasi dgn sattwika guna dan juga tidak mengindahkan dharma. Guna timira kemudian mengakibatkan kesombongan serta pula bisa kesengsaraan bagi yg dikuasai, tentunya rajasik yg berperan untuk menunjukkan ambisi yg tinggi serta berlebihan. Inilah yang mengakibatkan dunia hancur, dan kecerdasan itu menjadi sebuah kelicikan semata.
Seseorang yang guna timira, sungguh bisa dinyatakan sebagai seseorang yg tidak meyakini akan kebenaran dharma. Mereka terlalu sibuk akan kepintaran duniawi saja, dan tidak menyeimbangkan pada pemahaman jiwa itu sendiri.
Seseorang yg tidak mempercayai atau meyakini kebenaran agama, disebut nastika. Dalam sarasamsucya disebutkan :
Sarasamuscya 113
Apramayam ca vedanam sastranam catilanghanam,
Sarvatra canavasthanamrtannacanamatmanah.
Artinya : lagi pula, jika tidak mempercayai ajaran suci weda pun tidak menaati akan ajaran dharmasastra serta tidak mengikuti ketentuan-ketentuan ajaran agama, pasti setelah meninggal dunia akan kembali berulang2 hidup sengsara.
Walaupun dengan kepintran dan kecerdasan yg tinggi, tapi tanpa menyadari akan sebuah keyakinan dan susila yg baik, maka itu seperti padi yang tidak berisi. Yang mendongak, namun tanpa berisikan kebijaksanaan yang sattwikam.
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
3. Dhana timira …adalah kegelapan yg ditimbulkan karena materi serta kekayaan duniawi..Sesungguhnya pula artha yg didapat tanpa dharma adalah sebuah kebodohan yg nyata..Dan ktika tnpa diberikan kendali, maka sebuah keterikatan akan duniawi, akan sanggup mengikat untuk tidak bisa menuju pulau tujuan..
Tentu di jaman kali ini, adalah sangat mudah menemukan mereka yg menuhankan kekayaan dan mengesampingkan dharma itu sendiri..Terpuruk itu sebagai suatu kenyataan hidup, akan cepat atau lambat menjadi kryamana karmapala di kehidupan mendatang..
Sarasamuscaya 267..
Jatasya hi kule mukhye paravittesu grdhyatah lobhasca
Prajnamahanti prajna hanti hata sriyam..
Artinya : Biarpun orang keturunan MUlia, jika berkeinginan merampas kepunyaan orang lain, maka hilanglah kearifannya karena kelobhaannya; apabila telah hilang kearifannya itu, itulah yg menyebabkan hilangnya kemuliaannya, keindahannya, dan seluruh kemegahannya..
Maka tentu saja, bahwa karma buruk akan selalu mengikuti keadharmaan, dimana dharma akan selalu dijalani dgn kegelapan yg nyata dan menutup mata hati akan kebertuhanan dan berkemanusiaan..
4. Kulina timira..adalah kegelapan karena keturunan.. sesungguhnya bahwa keturunan dri seorang bangsawan atau yang terhormat, belum berarti membuat keturunannya bisa seperti yg diharapkan oleh keturunan itu.. Sebagaimana seekor angsa tentu harus belajar mencari ikan kecil dalam proses yg tidak mudah dilalui.. Dan tentu saja dharma yg ada, menjadi suatu dasar yg mutlak untuk bisa berada pada jalur-jalur yg sesuai dgn yg telah tergariskan..Sebagaimana jua yg tersirat di sarasamuscya..
Sarasamuscya 63..
Arjavam cancramsyam ca damaccendriyanigrahah,
Esa sadharano dharmascaturpvarnye bravinmanuh..
Artinya : inilah prilaku empat golongan yg patut dilaksanakan :arjawa jujur dan terus terang, anrcangsya tidak mementingkan diri sendiri, dama yaiti menasehati diri sendiri, indriyanigraha mengekang hawa nafsu..keempat itulah yg harus dibiasakan oleh empat itu sprti sabda bhatara manu…
Maka dlam beberapa bgian penggologna itu yg baik berasal dari keturunan atau dari kecintaan akan ilahi, maka tentu saja kegelapan karena keturunan adalah yg menjadikan manusiamlupa akan kebenaran itu sendiri..
5. Yohana timira ….adalah kegelapan karena usia muda..
Usia muda yg bergejolak dan memberi pengaruh buruk akan pola pikri dan kedewasaan dalam memengaruhi keputusan yg ada.Tentu saja pertemanan dan kawan serta loyalitas semu dalam pergaulan, adalah salah satu sifat anak muda yg dikuasai rajasik guna.Dalam sarasamuscya disebutkan..
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
6. Sura timira yaitu kegelapan krana berlebihan minuman keras..Kedua timira itu dapat dijelaskan pada sloka ini..
Sarasamuscya 325..
Samklistakarmanamatipramadam bhuyo nrtam cadr dabhaktinam ca, vicitaragam bahumayinam ca naitan niseveta naradhaman sat..
Artinya : inilah orang yg tidak layak dijadikan kawan bergaul, orang yg selalu mengusahakan kesedihan terhada orang lain, serta buruk laku, yg sangat alpa, yg kata2nya bohong dusta, orangnyg terikat hstinya kepada minuman keras, keenam orang yg sangat keji itulah yg dihindarkan
7.Kasuran timira yaitu kegelapan karena keberanian..Tentu saja sebuah kegelapan yg nyata, ktika mata tidak mampu memberikan suatu caranyg bijak utnuk tidak mengobral keberanian kemana-mana..Hal ini menjadikan diri berpedoman pada emosi yg rajas dan tamasik..
Dalam sarasamuscya disebutkan..
Sarasamuscya 149..
Ye dhananyapakarthashantii narah svabalamasritah,
Na hared dharmakamam ca pramusanti na samsayah..
Artinya : jika ada orang yg merampas kekayaan orang lain denfan berpegamg pada kekuatannya dan punya pngikut banyak, malahan nukan hamya kekayaan hasil curiannya saja yg terempas darinya, tetapi juga dharma artha kamanya itu turut sirna atas krena perbuatannya…
Maka tentulah kegelapan krna keberanian adalah sesuatu yg tisal layak dilakukan..
Demikian kiranya setitik tinta untuk me nulis semesta..Karena semesta akan senantiasa menepatinjanji sesuai yg diberikan oleh kesadaran kita ini..
Salam gwar april 1 2015
https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js
Bagaimana kalau ada seorang yg mabuk darat, laut dan udara. Masuk ke manakah dia. Masihkah di sura
SukaSuka
Sbtulnya itu adalah sakit fisik, timira itu mgkin adalah bagian dri kesadaran..kalau fisik mgkin tidak..kalau sura lbih cndrung pada sesuatu yg emmbuat mabuk..sprti miras
Rahayu..
Suksma komennya
SukaSuka