ArmyCorpsOfHell_Hero

Dunia adalah sementara, semua tau itu. Dan sebagai seseorang yang memiliki suatu kata “yakin” dalam hati, maka Ia akan memberikan kehidupan itu sesuatu warna tersendiri dalam apa-apa yang Ia kerjakan dan laksanakan. Keyakinan itu menjadi sesuatu yang patut dilaksanakan atau diajarkan dalam hidup ini. Lalu tentu saja dalam berbagai yang Ia jalani memiliki kadar tersendiri bagaimana Ia menjalani kehidupan setelah “hidup” yang sementara ini selesai.

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Lalu sebagai seseorang yang menjalankan pengetahuan akan “dharma”, maka dalam suatu kehidupan akan ternilaikan oleh Ia dalam bentuknya sebagai Hyang Acintya, Hyang bhatara Siwa, dalam manifestNya sebagai Bhatara Yama untuk menilai mereka-mereka atau kita yang hidup di dunia serta kelakuan kita di dunia. Dan Ia Sang Acintya, menelorkan atau memberikan tiga sifat atau guna yang diberikan Sang Siwa dan dinilai oleh Yama itu sendiri. Tiga Guna itu adalah :

1.Sattwam : yaitu sifat terang, sifat bijaksana, sifat kebaikan, serta sifat menerangi, menyebabkan juga sifat kejujuran, kelembutan, kehalusan, keindahan, keagungan.

2. Rajas : Yaitu sifat dinamis, sifat aktif, sifat kemarahan, sifat panas, sifat bergerak, termasuk juga jika tanpa ada kontrol akan bersifat bengis, angkuh, amarah.

3. Tamas : Yaitu sifat malas, sifat gelap, sifat diam, sifat pengecut, sifat murung, sifat cenderung berbohong, tidak suci, ingin membunuh.

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Dan bagaimana manusia hidup adalah dikualifikasi dan didasarkan oleh sifat-sifat itu yang “tercantum” dan tersiarkan pada hati, pikiran, kata, serta perbuatan itu sendiri. Dalam hal ini Sattwam, Rajas, Tamas dari manusia adalah sesuatu yang menyebabkan bagaimana nanti manusia itu setelah ia menuju yang dinamakan “Kematian”,,,Suatu pintu yang tidak bisa dijadikan jalan untuk kembali oleh manusia itu sendiri.

Jadi manusia diberikan penilaian, maka manusia itu pula mendapatkan suatu hasil tersendiri dari dirinya. Namun sebelum melangkah, bahwa sudah diingatkan bagi manusia tentang keagungan dharma yang layak, pantas, dan wajib untuk dilaksanakan oleh Ia sebagai pejuang “dharma” yaitu :

Sarasamuscaya 2…

Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumayaken ikang subhasubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma juga ikangsubhakarma phalaning dadi wwang.

Di antara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah, yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk; leburlah ke dalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu; demikianlah gunanya (pahalanya) menjadi manusia.

Sarasasmuscaya 4.

Apan iking dadi wwang, uttama juga ya, nimittaning mangkana, wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang subhakarma, hinganing kottamaning dadi wwang ika.

Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebabnya demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat baik; demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.

/

Nah dengan sedikit ingatan di atas maka akhrinya manusia akan memilih jalannya sendiri untuk bisa hidup di dunia. Maka pilihan-pilihannya akan terpancar pada apa-apa yang ia jalani di kehidupan sampai juga kepada pikiran-pikirannya, yang terlampir pada setiap kata dan lakunya. Dari tiga guna itu maka dapatlah disadurkan pada akhir dari perjalanan itu sendiri. Hasil-hasil itu adalah sebagai berikut :

1.Moksa : Jika manusia dengan tekun melaksanakan Sattwam maka Ia akan mencapai moksa.

2 Sorga : Jika manusia dengan laksana Rajas namun dibarengi dengan pikiran Sattwam maka ia akan mencapai ke wilayah sorga.

3. Neraka : Jika manusia hanya dikaitkan dengan sifat rajas, tanpa sattwam maka ia cenderung bengis, pemarah, dan lepas dari perbuatan “dharma”. Maka ia akan mencapai neraka.

4.Reinkarnasi menjadi Manusia : Jadi ia reinkarnasi menjadi manusia adalah jika ketiga guna itu berimbang.

5. Menjadi Hewan dan Tumbuhan : Jika tamas mejadi sesuatu yang dominan dari kehidupannya.

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js

Itulah sebagai suatu penilaian dari Hyang Kuasa dalam manifestnya Sang Hyang Yamadipati dalam menilai kelakuan, perkataan, serta pikiran manusia. Dan itu semua terekam di hati. Hati yang tidak akan berbohong dan memberikan suatu bahwasanya karma dan pahala dari tentu saja pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik.

(sumber wraspatti tattwa).


Eksplorasi konten lain dari Kalvatar Tastra Aksara (DharmaNya Tanpa Batas)

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

5 tanggapan

  1. […] https://linggashindusbaliwhisper.com/2012/12/24/manusia-akan-kemanasetelah-kematian-wraspatti-tattwa/Kemudian juga bahwa manusia yang selalu terpengaruhi Satwik Rajas Tamas, memiliki bahasa bahwa di dalam dirinya terdapat berbagai sifati psikologi pada sifat Dewata, Bhuta dan melebur pada sifat manusia tersebut. Disebut sebagai “Dewa ye,Manusa Ye, Bhuta ye”. Itu terdapat tersirat pada sloka Jnana Tatwa sebagai salah satu Lontar asli Nusantara yang memuat tentang Hakikat Nya dalam cetana dan acetana, pada kesadaran dan pada jerat maya guna. […]

    Suka

  2. […] Manusia akan kemana?setelah “Kematian”..(wraspatti tattwa).. […]

    Suka

  3. […] Manusia akan kemana?setelah “Kematian”..(wraspatti tattwa).. […]

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Prinsip Pengaplikasian Sifati Pandawa dalam Ranah Keluarga – Kalvatar Tastra Aksara (DharmaNya Tanpa Batas) Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pengelola Web Kalvatar Tastra Aksara

Ida Bagus Lingga Wardana, S.E, M.Sos., CH.,CHt., CFHPSy

Lulusan Pasca Sarjana S2 ilmu Agama dan Kebudayaan Unhi, saat ini sedang mengemban pendidikan S3 untuk Ilmu Agama dan Kebudayaan di Unhi

Merupakan Founder dari Penerbit Kalvatar Tastra Aksara, Penerbit buku-buku religi dan spiritualitas.

Serta membuka Konsultasi Psikologi Tarot Reading Kanda Pat Suksma Kalvatar Bali. Dengan Nomor Ijin Praktek,

STPT 570/STPT/0022/IX/DPM-PMTSP 2023

Alamat Jalan Tukad Balian 70x Sidakarya (Sebelah Kedai Magisa)

Kalvatar Tastra Aksara

Jl. Tukad Yeh Aya ruko No.70x blok A2, Panjer, Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, Bali 80224

https://maps.app.goo.gl/GBnJXoDBh7UMLBRs6

Related posts

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9735786260076542"
     crossorigin="anonymous"></script>
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9735786260076542"
     crossorigin="anonymous"></script>

Eksplorasi konten lain dari Kalvatar Tastra Aksara (DharmaNya Tanpa Batas)

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca