Tafsir Bhagawadgita Bab II dengan Sudut Pandang “Mahya-Atmaning-Khalam”

Om saba ta a i Nama SIwaya..Khalam ning Rahsya Samastha, Bhagawanta Rahga Mahdy Ning Laku, Suhci Ning Buddhi, Sahadja Ning Wiracharita…Aum hring hreh hrang..Jagaditha Mokhsartham Hyang Kalky Wiguna DHarma…Wahyudiatmikam Sahdu Shalom Shanti ..Rahayu Raharja Ilang Kali ning Bhumi…

…Hare Kalkya Kalkya Hare Hare…

Evolusi Ruhani

 

Atma…Ketika Kau Mengenal NYA, maka Engkau mengenalKU sebagai Sang AKU… Ketika Kau mengenal KU, maka Engkau mengenal NYA, seperti kamu mengenal diriKU yang berada pada di seluruh semesta.. Namun ketika ITU (maya) menyelubungi ke-AKU-an MU wahai putra para dharma..Maka sesungguhnya PengetahuanMU akan IA Hyang MAHA KUASA telah menemaniMU sepanjang MASA…sampai AKhir Kali ini menjadi Satya Yuga ini berakhir dengan Pralaya..

Maka Kepribadian Tuhan bersabda, Bahwa AKU Yang turun sebagai AKU diberbagai agama, keyakinan, kepercayaan, kedigjayaan, kewaskitaan, kebijaksaan, kekayaan, bahkan kehinaan, kefitnahan, kehancuran, kelahiran, kematian, kehidupan, kecintaan, kedamaian, peperangan, dan Pembunuhan Yang tak ADIL, maka ucapkanlah doa MU….Maya hadir di situ sebagaimana kamu mencintai benih dunia, Maya hadir di sana sebagai penolong ketika kamu di tidak berikan ampunan, Maya akan muncul di setiap MU sesuai dengan apa yang kau persembahkan Kepada TUHAN….

Lalu tuhan Bertanya…Apakah Kamu menanam benih adharma dan berharap kebaikan TUHAN?? maka Kamu berada di LawanKU…

Dahulu perang bharata,Maka AKU hadir sebagai Khrisna yang berperang dengan menuju kematian, Dahulu Perang Diri dan dimenangi Oleh Buddha maka Aku hadir sebagai pemenanganNYA…Lalu sebagai keghaiban dan penguasa MAYA, maka AKU HADIR sebagai sekaligus Pemelihara Kaum Dharma dan Buddhi serta Sattwika, Dan sekaligus sebagai Maha pralaya penghancur adharma..Serta Aku sebagai Penghancur kelekatan Pada Diri sebagai pencerahan (buddhi)… Maka Ketika Kamu mengingkari Waisnawa Shaiva Sidhhanta Buddhi…Maka Kamu tidak akan menikmati berkat NYA semua manifestasi Tuhan di sini dan di sana nanti…Lalu siapa yang tidak kamu yakini sebagai kebenaran dan bukan sebagai pembenaran atas Kamu Yang LALAI???

Bhagavad-gita 2.1

2.1 Sanjaya berkata; setelah melihat Arjuna tergugah rasa kasih sayang dan murung, matanya penuh air mata, Madhusudana, krisna, bersabda sebagai berikut.

Bhagavad-gita 2.2

2.2 Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; Arjuna yang baik hati, bagaimana sampai hal-hal yang kotor ini menghinggapi dirimu? Hal-hal ini sama sekali tidak pantas bagi orang yang mengetahui nilai hidup. Hal-hal seperti itu tidak membawa seseorang ke planet-planet yang lebih tinggi. Melainkan menjerumuskan dirinya kedalam penghinaan.

**Nilai hidup adalah dharma adalah kebenaran adalah buddhi..Maka Manusia dilahirkan memiiki pikiran, Namun tanpa Akal ketika mereka tidak mengetahui benar dan salah bijak dan bajik, Maka apa yang kamu ingini hanyalah kehancuran dan penghinaan ketika buddi dan akalmu dipengaruhi pikiran-pikiran yang Aku ciptakan dari MAYA itu…

Bhagavad-gita 2.3

2.3 Wahai putera prtha, jangan menyerah pada kelemahan yang hina ini. Itu tidak pantas bagimu. Tinggalkanlah kelemahan hati yang remeh itu dan bangunlah. Wahai yang menghukum musuh.

**Maka apakah mereka yang membela keyakinanNya sendiri adalah suatu Kelemahan?? Iya benar karena mereka melihat AKU dalam bentuk yang lain, namun mereka mengatakan berbeda dan Mereka Pun menghancurkan Tuhan Mereka sendiri, Lalu siapakah mereka yang tidak Bertuhan itu akan menuju??

Bhagavad-gita 2.4

2.4 Arjuna berkata; O Pembunuh musuh, o Pembunuh Madhu, bagaimana saya dapat membalas serangan orang seperti Bhisma dan Drona dengan panah pada medan perang, padahal seharusnya saya menyembah mereka?

**Maka apa yang engkau takutkan wahai para pejuang dharma, para pejuang buddhi, para pejuang kebenaran?? Ketika mereka menghina balas dengan hina namun jangan memfitnah terlebih dahulu, Ketika mereka memukul menhancurkan terlebih dahulu..Ada dua jawaban yang baik bijak, kamu bersabar dan kamu melawan…Ketika kamu melawan, sadarilah mereka yang telah memikirkan kebusukan tuhan dalam manifestasi apa pun,sebenarnya telah kalah sebelum mereka berperang, Mereka telah tunduk pada MAYAKU, apakah kita tidak percaya akan karma dan pahala??..Dan sudah Ku-Katakan dengan jelas, dharma buddhi yang mengenal kebenaran akan dilindungi, oleh bahkan dari ketidakbenaran yang berhasil membisiki mereka..Bhuta adalah Aku dan berada mereka di seluruh nafas ilahi, siapa yang menyepelekan bisikan dan tidak mereka mau mengikuti kebenaran…Apakah bukannya mereka yang akan dimakan oleh Kala dan iblis itu??..Lalu dharma akan dilindungi dan dekat dengan dharma lainnya, baik secara gaib secara batin secara akal buddhi, Apakah Kamu tidak percaya kalau iblis, bhuta raksasa hanya buah pikir adharma yang hanya ingin membawa mereka pada kehancuran yang kekal??dunia ini maya dan mereka para “Tangan KIRI KU, menunggu untuk makanan mereka dan pecutan mereka dan kolam kenistaan” APakah Aku (tuhan) pernah berbohong…Dan Kamu sebagai ” tangan kananku, adalah Satria PInandita…Dan kamu baiknya menikmati segala BerkatMU dan Keindahan damai dunia, dan di saat Nanti Kamu akan mendapatkan sepuluh ribu lebih banyak dari INI..Dan apakah Aku seorang yang pandai berbohong???

Bhagavad-gita 2.5

2.5 Lebih baik saya hidup di dunia ini dengan cara mengemis daripada hidup sesudah mencabut nyawa roh-roh mulia seperti itu, yaitu guru-guru saya. Kendatipun mereka menginginkan keuntungan duniawi, mereka tetap atasan. Kalau mereka terbunuh, segala sesuatu yang kita nikmati akan ternoda dengan darah.

***Ketika KAmu memiliki tempat asal tempat untuk tidur makan dan mendapat kebahagiaan, Lalu katakanlah.. Apa kamu tidak merasa bahwa pertiwi adalah Shakti NYA TUHAN?? Lalu dan mereka menumpahkan darah di IBU,dan mereka mencopet merampok di Negeri INI,Apakah kamu berdiam dan kamu di kalangan yang Ingkar pada Nikmat Pertiwi??

Bhagavad-gita 2.6

2.6 Kita juga tidak mengetahui mana yang lebih baik-mengalahkan mereka atau dikalahkan oleh mereka. Kalau Kita membunuh para putera Dhrtarastra, kita tidak mau hidup. Namun mereka sekarang berdiri di hadapan kita di medan perang.

Bhagavad-gita 2.7

2.7 Sekarang hamba kebingungan tentang kewajiban hamba dan sudah kehilangan segala ketenangan karena kelemahan yang picik. Dalam keadaan ini, hamba mohon agar Anda memberi tahukan dengan pasti apa yang paling baik untuk hamba. Sekarang hamba menjadi murid Anda, dan roh yang sudah menyerahkan diri kepada Anda. Mohon memberi pelajaran kepada hamba.

***Lalu dijaman yang penuh berkah atas SUCI Saraswati dengan pengetahuan sebagai SAKTIKU Dari Brahma Hyang AGUNG manifestasiKU, apakah sungguh kurang bagi manusia menikmati Hari2 dengan sebagai Bhakta yang MelayaniKU,ketahuilah AKU Hanya BHAKTa yang melayaniMU sebagai curahan Kasih Sayangku Padamu yang Aku berikan seluruh TubuhKU sebagai makananmu seluruh darahku sebagai minumanmu seluruh ALAMku untuk melayaniMU wahai kekasih bhaktaKU hyang agung…Lalu mereka sebagai Karmin yang mengiklaskan KALANYA demi BerkatKU Hyang SRI,maka apakah kamu sudah akan dan selalu mendapatkan Berkat Waisnawam namaKU, bagi kamu anak cucumu sampai sebelum2NYA…maka Siapa yang tidak AKU cintai wahai para Buddhi Hyang Agung..

Bhagavad-gita 2.8

2.8 Hamba tidak dapat menemukan cara untuk menghilangkan rasa sedih ini yang menyebabkan indria-indria hamba menjadi kering. Hamba tidak akan dapat menghilangkan rasa itu, meskipun hamba memenangkan kerajaan yang makmur yang tiada taranya di bumi ini dengan kedaulatan seperti para dewa di surga.

***Harta tahta dan apapun di dunia yang secara otomatis MAYA sampaikan secara baik benar sesuai KehendaKU yang berada di diriMU, tidaklah akan menjadi sebuah kesalahan…Karena MAYA akan terus hidup sampai akhir pralaya dan menyimpan Rahasia atas Kamu yang terpisahkan oleh agama, tempat berada, kelahiran, sifat,kepribadian Yang Aku tiupkan PadaMU secara Ghaib dan pranayamMU adalah guru terbaik…Apakah kamu menyayangi leluhurmu yang mencintai Kamu dengan sembah sujudNYA? lalu apakah sekarang kamu tidak berada di tempat para Dewata??Pikirkanlah ini…KALA adalah sebuah hal relatif..Ketika aku sebagai Brahman Hyang Agung membuka mata lalu menutup mata, MAKA AKU adalah menjadi sthiti utpeti pralina duniaMU…Maka apakah kamu merasakan pranaKU sebagai suatu berkat dan daya hidup??

Bhagavad-gita 2.9

2.9 Sanjaya berkata; Setelah berkata demikian, Arjuna, perebut musuh, menyatakan kepada krsna,’’Govinda,hamba tidak akan bertempur,’’lalu diam.

Bhagavad-gita 2.10

2.10 Wahai putera keluarga Bharata, pada waktu itu, krsna, yang tersenyum di tengah-tengah antara tentara-tentara kedua belah pihak, bersabda kepada Arjuna yang sedang tergugah oleh rasa sedih.

Bhagavad-gita 2.11

2.11 Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; Sambil berbicara dengan cara yang pandai engkau menyesalkan sesuatu yang tidak patut disesalkan. Orang bijaksana tidak pernah menyesal, baik untuk yang masih hidup maupun untuk yang sudah meninggal.

**Maka apakah kebijaksanaanKU lekang oleh waktu??apakah Kekekalan Dharma sebagai Buddhi Yang Agung adalah sebuah Kebohongan??Maka turunkan pedangmu, berikan dirimu pada MAYA, dan sujudkan dirimu pada Buddhi di hatiMU, Apakah kamu tidak merasakan bahagiamu tidak memudar dalam HAtIMU??

Bhagavad-gita 2.12

2.12 Pada masa lampau tidak pernah ada suatu saat pun Aku, engkau maupun semua raja ini tidak ada; dan pada masa yang akan datang tidak satupun di antara kita semua akan lenyap.

***Dan Apakah perlu sebuah tabiat HIMSA itu perlu di masa wibhuti marga (pencerahan) ini?? Maka gunakan akal, sebagai pikiran yang bijak, dan IA yang menggunakan pikir kata dan prilaku yang gelap (tamas) adalah menutup buddhi sebagai bahan bakar akal untuk menuju kebaikan kebenaran kebajikan dan kemenangan sampai akhir…

Bhagavad-gita 2.13

2.13 Seperti halnya sang roh terkurung di dalam badan terus menerus mengalami perpindahan, di dalam badan ini, dari masa kanak-kanak sampai masa remaja sampai usia tua, begitu juga sang roh masuk ke dalam badan lain pada waktu meninggal. Orang yang tenang tidak bingung karena penggantian itu.

**Sebuah evolusi dari Roh yang bergantung pada ego Ahamkar serta buddhi yang wiweka, Maka Apakah jaman tidak berevolusi??Jaman Kali adalah jaman dimana ARTHA adalah sebuah MAYA yang sangat sulit dihentikan…Maka Karmin karma marga adalah hanya sebuah jalan yang mampu menghancurukan IKATAN MAYA artha yang diselubungi pula oleh tamasikam..Apakah Kamu mencari itu tanpa DHarma??Lalu kamu berada di mana nanti setelah mati??

Bhagavad-gita 2.14

2.14 Wahai putera kunti, suka dan duka muncul untuk sementara dan hilang sesudah beberapa waktu, bagaikan mulai dan berakhirnya musim dingin dan musim panas. Hal-hal itu timbul dari penglihatan indria, dan seseorang harus belajar cara mentolerir hal-hal itu tanpa goyah, Wahai putera keluarga Bharata.

***SUka duka hanya hal kecil dari kehidupan,Yang sangatlah tidak benar ketika SUKA itu adalah berasal dari kepuasan melakukan ADHARMA, adakah jalan keluar dari itu kecuali Hukuman dan pahala yang buruk di tiga dunia??

Bhagavad-gita 2.15

2.15 Wahai manusia yang paling baik (Arjuna), orang yang tidak goyah karena suka ataupun duka dan mantap dalam kedua keadaan itu pasti memenuhi syarat untuk mencapai pembebasan.

***Dan pembebasan yang paling baik benar namun tidak mudah adalah Mengenal KU di Batin dan di kesucianMU… atma widya…dan kamu yang telah meng ESAKAN diriMU (sebagai citta), Apakah kamu masih menilai suka duka di kehidupan??

Bhagavad-gita 2.16

2.16 Orang yang melihat kebenaran sudah menarik kesimpulan bahwa apa yang tidak ada (badan jasmani) tidak tahan lama dan yang kekal (sang roh ) tidak berubah. Inilah kesimpulan mereka setelah mempelajari sifat kedua-duanya.

*** Maka Sang roh yang utama akan menuju keabadian dan Aku sebagai pencipta MAYA akan tetap tinggal dan rahasia ITU di setiap prana MU..

Bhagavad-gita 2.17

2.17 Hendaknya engkau mengetahui bahwa apa yang ada dalam seluruh badan tidak dapat dimusnahkan. Tidak seorang pun dapat membinasakan sang roh yang tidak dapat dimusnahka itu.

***Roh tidak dapat dimusnahkan, maka mengapa engkau menghianati suka sebagai kepuasan atas adharma, dan duka sebagai kegagalan akan kenikmatan melihat roh lain menderita??

Bhagavad-gita 2.18

2.18 Mahluk hidup yang tidak dapat dimusnahkan atau diukur dan bersifat kekal, memiliki badan jasmani yang pasti akan berakhir. Karena itu, bertempurlah, Wahai putera keluarga Bharata.

***Maka Badan Jasmani dan badan Kasar tidak lah berguna, namun bukan berarti kamu harus tidak merawatnya??dengan Buddhi dengan yadnya, dengan sujud dengan tapa…

Bhagavad-gita 2.19

2.19 Orang yang menganggap bahwa makhluk hidup membunuh ataupun makhluk hidup dibunuh tidak memiliki pengetahuan, sebab sang diri tidak membunuh dan tidak dapat dibunuh.

***Maka siapakah mereka yang membunuh batinMU tetapi tidak ATmaning Khalam Itu??itu hanya sebagai cermin dari apa yang telah kamu lakukan..

Bhagavad-gita 2.20

2.20 Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang roh pada saat manapun. Dia tidak diciptakan pada masa lampau, ia tidak diciptakan pada masa sekarang, dan dia tidak akan diciptakan pada masa yang akan datang. Dia tidak dilahirkan, berada untuk selamanya dan bersifat abadi. Dia tidak terbunuh apabila badan dibunuh.

****Dan betapakah kamu tersenyum dari semua yang telah ada di dunia fhana ini, lalu kau berpikir bahwa aku akan mati, namun semua itu hanya akan berganti badan kasar dan dunia akam menjadi tempat yang hampa ketika pralaya datang…Apakah ada ketidak indahan Ku sebagaai pencipta dan peleburan menjadi cipta yang baru?

Bhagavad-gita 2.21

2.21 Wahai Partha, bagaimana mungkin orang yang mengetahui bahwa sang roh tidak dapat dimusnahkan, bersifat kekal, tidak dilahirkan dan tidak pernah berubah dapat membunuh seseorang atau menyebabkan seseorang membunuh?

Bhagavad-gita 2.22

2.22 Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.

Bhagavad-gita 2.23

2.23 Sang roh tidak pernah dapat dipotong menjadi bagian-bagian oleh senjata manapun, dibakar oleh api, dibasahi oleh air, atau dikeringkan oleh angin.

Bhagavad-gita 2.24

2.24 Roh yang individual ini tidak dapat dipatahkan dan tidak dapat dilarutkan, dibakar ataupun dikeringkan. Ia hidup untuk selamanya, berada di mana-mana, tidak dapat diubah, tidak dapat dipindahkan dan tetap sama untuk selamanya.

Bhagavad-gita 2.25

2.25 Dikatakan bahwa sang roh itu tidak dapat dilihat, tidak dapat dipahami dan tidak dapat diubah. Mengingat kenyataan itu, hendaknya engkau jangan menyesal karena badan.

Bhagavad-gita 2.26

2.26 Akan tetapi, kalau engkau berpikir bahwa sang roh (atau gejala-gejala hidup) senantiasa dilahirkan dan selalu mati, toh engkau masih tidak mempunyai alasan untuk menyesal, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.

*** seperti atman yg terbagi sebagai badan bahagia antah karana sariramaka citta budhi ahamkar sebagai suksma sarira serta badan kasar sebagai stula sarira, maka bgitu ia berada pada kebahagiaan maka IA mengenali Aku secara aikyam brahman atman…

Bhagavad-gita 2.27

2.27 Orang yang sudah dilahirkan pasti akan meninggal, dan sesudah kematian, seseorang pasti akan dilahirkan lagi. Karena itu, dalam melaksanakan tugas kewajibanmu yang tidak dapat dihindari, hendaknya engkau jangan menyesal.

***Maka reinkarnasi samsara…adalah suatu keberlahiran yang berkali-kali. Dimana keberlahiran itu akan pula menjadi suatu kelayakan yang pasti sesuai dengan Karma..Dan kedua itu akhirnya menjadi sesuatu yang tiada terpisahkan.. Namun tri guna Mahya, akan selalu menjadi keterjadian dan  Yama di Khalam, Berkat di Khalam, Pahala dosha dari Khalam…Apakah yang tidak menjadi Nyata dan apakah karma sanggup Berbohong??

Bhagavad-gita 2.28

2.28 Semua makhluk yang diciptakan tidak terwujud pada awalnya, terwujud pada pertengahan, dan sekali lagi tidak terwujud pada waktu dileburkan. Jadi apa yang perlu disesalkan?

***Maka atmaning khalam yang terdapat pada sanubari batin dan badan halus akan menjadi bagian Brahmaning Satya, Lalu maka dipertengahan ditiupkan itu oleh Sang Hyang Khalikan Brahman..

Bhagavad-gita 2.29

2.29 Beberapa orang memandang bahwa sang roh sebagai sesuatu yang mengherankan, beberapa orang menguraikan dia sebagai sesuatu yang mengherankan, dan beberapa orang mendengar tentang dia sebagai sesuatu yang mengherankan juga, sedangkan orang lain tidak dapat mengerti sama sekali tentang sang roh, walaupun mereka sudah mendengar tentang dia…

***Maka bagi yang belum mengerti Sang Roh, dan mereka belum menyadariNYA menjadi sesuatu Yang membingungkan, dan dianalisa dan ditelaah masih menjadi membuat IA terheran-heran pula, dan Mendegar itu dia tanpa batin dan pikiran yang merahga, dan tambah IA diherankan..Sehingga ketika itu tidak bisa mereka dapatkan pemahamannya, tidak mengerti sama sekali IA..Apakah tiada mudahnya manusia merosotkan diri mereka KE NISTANING NISTA..

Bhagavad-gita 2.30

2.30 O putera keluarga Bharata, dia yang tinggal dalam badan tidak pernah dapat dibunuh. Karena itu, engkau tidak perlu bersedih hati untuk makhluk manapun.

***Dan yang paham akan roh sebagai sifat rohani dan akan menuju pada manusia yang disebut rohaniawan..Apa pun itu tiada membuat mereka bersedih hati, karena setiap mahluk akan menuju pada kemantapan saat itu memulai cetana(kesadaran) mereka yang diaktifkan..

Bhagavad-gita 2.31

2.31 Mengingat tugas kewajibanmu yang khusus sebagai seorang ksatriya, hendaknya engkau mengetahui bahwa tiada kesibukan yang lebih baik untukmu daripada bertempur berdasarkan prinsip-prinsip dharma; karena itu, engkau tidak perlu ragu-ragu.

Bhagavad-gita 2.32

2.32 Wahai partha, berbahagialah para ksatriya yang mendapatkan kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya-kesempatan yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka.

Bhagavad-gita 2.33

2.33 Akan tetapi, apabila engkau tidak melaksanakan kewajiban dharmamu, yaitu bertempur, engkau pasti menerima dosa akibat melalaikan kewajibanmu, dan dengan demikian kemasyuranmu sebagai kesatria akan hilang.

***Dan sebagai ksatria ia Arjuna, maka kewajiban adalah menuju Pemberatasan Musuh, Maka Khrisna sebagai penasihat dan pendamping adalah Seorang Maha Brahmana dan akan menyucikan mereka dan lahir selalu dari jaman ke jaman, dimana Inkarnasi Brahman, Waisnawa, serta Shaiva sebagai fungsi Tri Murti tri KOna, adalah Mutlak..

Bhagavad-gita 2.34

2.34 Orang akan selalu membicarakan engkau sebagai orang yang hina, dan bagi orang yang terhormat; penghinaan lebih buruk daripada kematian.

Bhagavad-gita 2.35

2.35 Jendral-jendral besar yang sangat menghargai nama dan kemasyuranmu akan menganggap engkau meninggalkan medan perang karena rasa takut saja, dan dengan demikian mereka akan meremehkan engkau.

Bhagavad-gita 2.36

2.36 Musuh-musuhmu akan menjuluki engkau dengan banyak kata yang tidak baik dan mengejek kesanggupanmu. Apa yang dapat lebih menyakiti hatimu daripada itu?

***Sebagai pembela Dharma kesatrya Akan yang memang sebagai suatu takdir ilahiah dari keturunan-keturuna yang layak diingat, sampai turun menuju 7 keturunann dan lebih ketika segala keturunan itu berbuat selayaknya WarnaNYA…MAka Brahmana yang sebagai penasihat Spiritual akan membuat mereka mantap dan mampu mengarungi kehidupan baik di alam bhur, alam bwah dan alam swah…

Bhagavad-gita 2.37

2.37 Wahai putera kunti, engkau akan terbunuh di medan perang dan mencapai planet-planet surga atau engkau akan menang dan menikmati kerajaan di dunia. Karena itu, bangunlah dan bertempur dengan ketabahan hati.

***Maka Kalahpun akan tetap membuat IA sang KSatrya Mahottama Sahajaning Buddhi tetap menuju tempat2 terindah di nanti planet2 Surghawi..

Bhagavad-gita 2.38

2.38 Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa mempertimbangkan suka atau duka, rugi atau laba, menang atau kalah-dengan demikian, engkau tidak akan pernah dipengaruhi oleh dosa.

***Dharma seorang Ksatyra adalah hanya bertempur di dharma, itu saja…ketika sudah mau bertempur, maka itu adalah sebuah kesadaran yang menyata, menang kalah sama sakti, hanya hasil.. toh di dunia engkau tidak mendapatkan kekekalan…kecuali setelah engkau menuju planet2 kebahagiaan itu..Maka hancurkanlah yang mengubah wajah Ibu pratiwi ini wahai para penakluk MUSUH..

Bhagavad-gita 2.39

2.39 Sampai sekarang, Aku sudah menguraikan tentang pengetahuan ini kepadamu melalui pelajaran analisis. Sekarang, dengarlah penjelasanku tentang hal ini menurut cara bekerja tanpa mengharapkan hasil atau pahala. Wahai putera prtha, bila engkau bertindak dengan pengetahuan seperti itu engkau dapat membebaskan diri dari ikatan pekerjaan.

***Ikatan pekerjaan adalah saat pahala atau harta atua kemenangan sebagai yang dicari…Saat memuliakan suatu kebajikan kebijaksanaan dalam keberanian yang benar, maka kalimat pertama itu tidak ada.. tiada yang lebih baik menyerahkan pada atmaning khsatria Pinihandita yang Agung…

Bhagavad-gita 2.40

2.40 Dalam usaha ini tidak ada kerugian ataupun pengurangan, dan sedikitpun kemajuan dalam menempuh jalan ini dapat melindungi seseorang terhadap rasa takut yang paling berbahaya.

Bhagavad-gita 2.41

2.41 Orang yang menempuh jalan ini bertabah hati dengan mantap, dan tujuan mereka satu saja. Wahai putera kesayangan para kuru, kecerdasan orang yang tidak bertabah hati mempunyai banyak cabang.

***Maka satu saja ini bertujuan mu, dan biarkan Mahya Khalam menunjukka CerminMU sebagai seseorang dan untuk mereka yang memahami sebagai keterjadian perlakuan Karma dan Pahala,..

Bhagavad-gita 2.42

Bhagavad-gita 2.43

2.42-43 Orang yang kekurangan pengetahuan sangat terikat pada kata-kata kiasan dari weda, yang menganjurkan berbagai kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan pahala agar dapat naik tingkat sampai planet-planet surga, kelahiran yang baik sebagai hasilnya, kekuatan dan sebagainya. Mereka menginginkan kepuasan indria-indria dan kehidupan yang mewah, sehingga mereka mengatakan bahwa tiada sesuatu pun yang lebih tinggi dari ini. Wahai putera prtha.

***Dan Weda adalah suatu yang agung,..di saat mereka mendapatkan kepuasan dari indria dan kemewahan dunia, Bukan berasal itu dari yang lain kecuali atma mereka yang tulus mengadakan Yandya yang suci…Apakah ada yang sia-sia di Yadnya??

Bhagavad-gita 2.44

2.44 Ketabahan hati yang mantap untuk ber-bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah ti mbul di dalam pikiran orang yang terlalu terikat pada kenikmatan indria-indria dan kekayaan material.

****Maka mereka yang melaksanakan Itu Yadnya secara tulus iklas dan suci sebagai kewajiban membayar hutang tri rna, adalah sebuah kesadaran tertinggi dan menempati planet2 angkasa dan surga di bumi baik juga di akhrerat…

Bhagavad-gita 2.45

2.45 Veda sebagaian besar menyangkut tiga sifat alam. Wahai Arjuna, lampauilah tiga sifat alam itu. Bebaskanlah dirimu dari segala hal yang relatif dan segala kecemasan untuk keuntungan dan keelamatan dan jadilah mantap dalam sang diri.

****Dan begitulah MAYA yang selalu terus ada…Maya Satwiika, Maya rajasika, Maya tamasika…

Bhagavad-gita 2.46

2.46 Segala tujuan yang dipenuhi oleh sumur kecil dapat segera dipenuhi oleh sumber air yang besar. Begitu pula, segala tujuan veda dapat segera dipenuhi bagi orang yang mengetahui maksud dasar veda itu.

***Dan begitu pula yang meniatkan dirinya mendalami makna Veda hyang Agung, sebagai sabda dari bhatar Guru Maha Guru yang kekal sampai akhir jaman ini..(Maha KALI)..

Bhagavad-gita 2.47

2.47 Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, tetapi engkau tidak berhak atas hasil perbuatan. Jangan menganggap dirimu penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat pada kebiasaan tidak melakukan kewajibanmu…

*** Dan sesungguhnya yang menjadi keberhakan atas hasil itu adalah Kamu namun itu berada di KHALAM di MAHYA…ketika satwika kamu maka phala baik itu sbagai semakin bijak itu sadarmu, rajasika kamu dengan dasar satwika maka pahala kamu di dunia ini serta akhirat nanti..tidak ada dharma itu ditegakkan tanpa rajasika, rajasika yang mengaktifkan keagungan dharma..dan tamasika adalah satu2nya yang tiada baik..

Bhagavad-gita 2.48

2.48 Wahai Arjuna, lakukanlah kewajibanmu dengan sikap seimbang, lepaskanlah segala ikatan terhadap sukses maupun kegagalan. Sikap seimbang seperti itu disebut yoga.

***Maka manusia pun lahir dari YOGA, sebuah keseimbangan dari satwika tamasika rajasika, maka itu akan menuju reinkarnasi manusia..

Bhagavad-gita 2.49

2 .49 Wahai Dhananjaya, jauhilah segala yang menjijikan melalui bhakti dan dengan kesadaran seperti itu serahkanlah dirimu kepada Tuhan Yang Mha Esa. Orang yang ingin menikmati hasil pekerjaannya adalah orang pelit.

***Dan janganlah mencari meninginkan hasil, karena engkau diibaratkan seperti menempelkan pedang ke Maya untuk merampok segala yang dimiliki Khalam…Dan yang paling terberat ada;lah bahwa Kamu lah yang dijadikan wayang oleh dalang Maya Khalam…Saat sampai kamu mati dengan tidak benar (salah pati), maka itu karena kamu sendiri..bukan yang lain..Tidak ada yang lebih sia2 dari salah mati…

Bhagavad-gita 2.50

2.50 Orang yang menekuni bhakti membebaskan dirinya dari perbuatan yang baik dan buruk bahkan dalam kehidupan ini pun. Karena itu, berusahalah untuk yoga, ilmu segala pekerjaan.

**jelas

Bhagavad-gita 2.51

2.51 Dengan menekuni bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti itu, resi-resi yang mulia dan penyembah-penyembah membebaskan diri dari hasil pekerjaan di dunia material. Dengan cara demikian mereka dibebaskan dari perputaran kelahiran dan kematian dan mencapai keadaan di luar segala kesengsaraan (dengan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa).

***Moksartham pembebasa adalah satu2nya bisa dengan Mengenal Atmamu sebagai Widya pengetahuan Suhci…selain pula brhamaning widya, mengenal karma reinkarnasi (buddha), menuju kebersatuan dengan Ilahiah Ilaah Hyang Agung…

Bhagavad-gita 2.52

2.52 Bila kecerdasanmu sudah keluar dari hutan khayalan yang lebat, engkau akan acuh terhadap segala sesuatu yang sudah didengar dan segala sesuatu yang akan didengar.

***jelas

Bhagavad-gita 2.53

2.53 Bila pikiranmu tidak goyah lagi karena bahasa kiasan veda , dan pikiran mantap dalam semadi keinsafan diri, maka engkau sudah mencapai kesadaran rohani.

***Bahwa Weda adalah kemutlakan akan kebenaran…kesadaran itu adalah keniatan…

Bhagavad-gita 2.54

2.54 Arjuna berkata; o Krsna, bagaimanakah ciri-ciri orang yang kesadarannya sudah khusuk dalam kerohanian seperti itu? Bagaimana cara bicaranya serta bagaimana bahasanya? Dan bagaimana ia duduk dan bagaimana ia berjalan?.

Bhagavad-gita 2.55

2.55 Kpribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; o partha, bila seseorang meninggalkan segala jenis keinginan untuk kepuasan indria-indria, yang muncul dari tafsiran pikiran, dan bila pikirannya yang sudah disucikan dengan cara seperti itu hanya puas dalam sang diri, dikatakan ia sudah berada dalam kesadaran rohani yang murni.

***Maka sang diri atau tempat kembali pulang yang membatin di tiap roh roh suci yang khudus, maka apakah ananda marga jalan kebahagiaan tida sebagai sesutu yang mustahil…

Bhagavad-gita 2.56

2.56 Orang yang pikirannya tidak goyah bahkan di tengah-tengah tiga jenis kesengsaraan, tidak gembira pada waktu ada kebahagiaan, dan bebas dari ikatan, rasa takut dan marah, disebut resi yang mantap dalam pikirannya.

***Dan tiga kesangsaraan itu adalah hasil dari materialitas dunia..Maya sattwika bahagia dan begitu itu nikmati tanpa perlu berlebihan kegembiraannya, karena masih ada yang tiada beruntung…Ikatan akan itu duniawi namun mengingat takdir sebagai penyebar dharma adalah sesuatu yang tiada bandingannya…

Bhagavad-gita 2.57

2.57 Di dunia material, orang yang tidak dipengaruhi oleh hal yang baik dan hal yang buruk yang diperolehnya, dan tidak memuji maupun mengejeknya, sudah mantap dengan teguh dalam pengetahuan yang sempurna.

***Maka sebagai pembawa dharma…dan menuju itu kebaikan dan sattwika adalah akan menuju penyatuan..Inkarnasi itu adalah sang khrisna dan sang Buddha serta Hyang Kalki Agung…

Bhagavad-gita 2.58

2.58 Orang yang dapat menarik indria-indria dari obyek-obyek indria,bagaikan kura-kura yang menarik kakinya ke dalam cangkangnya, mantap dengan teguh dalam kesadaran yang sempurna.

***Ketika Buddhi dapat menarik Indra indra Buddhindriya karmen driya…Maka hal itu adalah Vairagya buddhi dmana ketidak terikatan itu, maka pahala dari ketidak terikatan itu adalah lahir sprti orang tidur dan menjadi deawa yoni..(wrspatti tattwa)

Bhagavad-gita 2.59

2.59 Barangkali kepuasan indria-indria sang roh yang berada dalam badan dibatasi, walaupun keinginan terhadap obyek-obyek indria tetap ada. Tetapi bila ia menghentikan kesibukan seperti itu dengan mengalami rasa yang lebih tinggi, kesadarannya menjadi mantap.

***Sama..

Bhagavad-gita 2.60

2.60 Wahai Arjuna, alangkah kuat dan bergeloranya indria-indria sehingga pikiran orang bijaksana yang sedang berusaha untuk mengendalikan indria-indrianya pun dibawa lari dengan paksa oleh indria-indria itu.

***Maka itu mereka yang melakukan tapa yoga samadhi adalah  DHarma Buddhi dimana dijanjikan setelah mereka mati akan mendapat kenikmatan surgawi..(wraspatti tattwa)

Bhagavad-gita 2.61

2.61 Orang yang mengekang dan mengendalikan indria-indria sepenuhnya dan memusatkan kesadarannya sepenuhnya kepada-ku, dikenal sebagai orang yang mempunyai kecerdasan yang mantap..

*Sama*

Bhagavad-gita 2.62

2.62 Selama seseorang merenungkan obyek-obyek indria-indria, ikatan terhadap obyek-obyek indria itu berkembang. Dari ikatan seperti itu berkembanglah hawa nafsu,dan dari hawa nafsu timbullah amarah…

***Maka ketika objek2 indria diketahui namun tidak direnungi maka ikatan itu akan membawa ke Sad RIPU, enam musuh yang dan hawa nafsu KAMA sebagai yang terbaik untuk dilengkapi DHarma Buddhi..Ketika Kama hanya lah mengikuti rajasika tanpa Sahaja..maka mereka menarik KAMA untuk bersatu dengan memanggil kelima saudaranya..Krodha, Matsarya, Moha-Mada, Lobha..

Bhagavad-gita 2.63

2.63 Dari amarah timbullah khayalan yang lengkap , dari khayalan menyebabkan ingatan bingung. Bila ingatan bingung, kecerdasan hilang, bila kecerdasan hilang, seseorang jatuh lagi ke dalam lautan material.

**Dan Ketika Sad ripu itu hadir, maka Mereka AKan melupakan dan dilupakan Diri Yang Hakiki menuju kebodohan ..dan itu MUTLAK..di jaman Kali ini, maka Maya akan meniupkan Tamasikamnya lebih banyak, Namun setitik Dharma yang membawa pada kecerdasan rohani ilahiah akan menerebos sad ripu itu menuju pada Sattwika dengan mudahnya..Dijelaskan pada jaman kali bahwa walaupun MAYA tamasikam sangat banyak, namun sattwika yang rohani spiritualitas akan langsung memberikan pahala yang besar…Dan itu berasal pula dari Yadnya serta Catur Marga yang diniatkan, dipelajari, dilaksanakan dengan tulus ikhlas..

Bhagavad-gita 2.64

2.64 Tetapi orang yang sudah bebas dari segala ikatan dan rasa tidak suka serta sanggup mengendalikan indria-indria melalui prinsip-prinsip kebebasan yang teratur dapat memperoleh karunia sepenuhnya dari Tuhan.

***Maka karunia itu ternyata tidaklah sesuatu yang sulit, dinsafkan…

Bhagavad-gita 2.65

2.65 Tiga jenis kesengsaraan kehidupan material tidak ada lagi pada orang yang puas seperti itu (dalam kesadaran ATMAN Brahman Aikyam); dengan kesadaran yang puas seperti itu, kecerdasan seseorang mantap dalam waktu singkat.

***Jelas***

Bhagavad-gita 2.66

2.66 Orang yang tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa(dalam kesadaran kebersatuan Purusa Prkrti) tidak mungkin memiliki kecerdasan rohani maupun pikiran yang mantap. Tanpa kecerdasan rohani dan pikiran pikiran yang mantap tidak mungkin ada kedamaian. Tanpa kedamaian, bagaimana mungkin ada kebahagiaan?

***Jelas***

Bhagavad-gita 2.67

2.67 Seperti perahu yang berada pada permukaan air dibawa lari oleh angin kencang, kecerdasan seseorang dapat dilarikan bahkan oleh satu saja di antara indria-indria yang mengembara dan menjadi titik pusat untuk pikiran…

***Dan dari sepuluh Indra itu buddhindriya karmendrya yang dijelajahi oleh Buddhi serta ahamkara (ego) yang dikendalikan dikuasai, maka itu menjadi pedang-pedang untuk menghancurkan ketidak adilan…(Adharma)

Bhagavad-gita 2.68

2.68 Karena itu, orang yang indria-indrianya terkekang dari obyek-obyeknya pasti mempunyai kecerdasan yang mantap, wahai yang berlengan perkasa.

***Dan dalam Buddhi yang intelek dan terbebaskan akan memiliki empat dasar keberpahalaan..

1.Dharma buddi adalah perbuatan mulya, tapa, yadnya, dana punia, yoga, meninggalkan keluarga hidup dari sedekah. Pahala dari dharma buddhi adalah ketika dharma lahir dari budhi maka orang mencapai surga dan bersenang-senang disana, IA menjadi dewa dan mendapatkan kekuatan lainnya.
2. Jnana Buddhi adalah pengindraan langsung, menarik kesimpulan, ajaran-ajaran agama dari orang yg telah mempelajarinya. Pahala dari Jnana budhi adalah melalui pengetahuan yang benar orang akan mencapai empat kekuatan dan mencapai moksah.
3. Vairagya Buddhi adalah ketidak terikatan terhadap kesenangan, baik yang dilihat, didengar pada badan yang sehat. Pahala dari Vairagya buddhi adalah mereka akan mencapai prakertiloka (dunia material) dan mengalami kesenangan seperti orang tidur dan setelah lama akan lahir sebagai dewayoni.
4. Aiswarya Buddhi adalah keseimbangan dalam kesenangan bhoga (makanan) kesenangan kecil, upabhoga (kesenangan sandang), paribhoga (memiliki istri) dengan asiwarya orang menikmati kesenangan tanpa gangguan. Dengan anima dan kekuatan lain orang lahir menjadi dewa sebagai pahala aiswarya….

Bhagavad-gita 2.69

2.69 Malam hari bagi semua makhluk adalah waktu sadar bagi orang yang mengendalikan diri, dan waktu sadar bagi semua makhluk adalah malam hari bagi resi yang mawas diri.

***Malam hari adalah waktu yang baik buat mengendalikan diri, dan malam hari KALI adalah tempat dimana seluruh NYA tiada disinari oleh Kemasyuran SUrya, tetapi Bagai malam yang berbulan. Apakah kesejukan itu ada di hati mereka yang menyuarakan Kebenaran??

Bhagavad-gita 2.70

2.70 Hanya orang yang tidak terganggu oleh arus keinginan yang mengalir terus menerus yang masuk bagaikan sungai-sungai ke dalam lautan,yang senantiasa diisi tetapi selalu tetap tenang , dapat mencapai kedamaian. Bukan orang yang berusaha memuaskan keinginan itu yang dapat mencapai kedamaian.

***Maka kama sebagai ambisi tanpa henti, hanya bisa dikekang oleh kebersyukuran, keinsafan, yadnya, keiklasan…

Bhagavad-gita 2.71

2.71 Hanya orang yang sudah meninggalkan segala jenis keinginan untuk kepuasan indria-indria, hidup bebas dari keinginan, sudah meninggalkan segala rasa ingin memilik sesuatu dan bebas dari keakuan palsu dapat mencapai kedamaian yang sejati

***Kedamaian sejati atau weda yang menyabdakan dirinya adalah :Weda di mana pun akan menjadi kebahagiaan bagi mereka yang taat, maka ketika engkau wahai penganut weda dan tiada berbahagia dan damai, maka engkau tiada mendapatkan di “sini” (rumah weda) atau di tempat lain…

Bhagavad-gita 2.72

2.72 Itulah cara hidup yang suci dan rohani. Sesudah mencapai kehidupan seperti itu, seseorang tidak dibingungkan. Kalau seseorang mantap seperti itu bahkan pada saat kematian sekalipun, ia dapat masuk ke kerajaan Tuhan.

*****Maka begitulah kesucian dari rohaniawan yang tidak dibingungkan..dan kerajaan tuhan akan sudah dan menujulah kita disana sebuah kerajaan yang indah kekal, selamanya…Swarga Rahasya Ning ATI INgsun Atmaning Rahysa Sahajda..

 

Salam gwar…

Kuningan Mei 2014

 

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.