dalam menjalani suatu kehidupan, yang mungkin penuh akan hinaan dan caci..maka suatu rasa akan mengatakan bahwa ini adalah saat menjalankan apa yang kita tahu…
bagaimana suatu batu memiliki sifat Tuhan..tiada perlu dipungkiri dalam kesepakatan umum..Tuhan ada dimana-mana, hmmm..jadi apakah dia ada di dalam batu…Saya pikir tidak, karena batu tidak memiliki atma yang bisa membuatnya menjadi memiliki Tuhan…Namun apakah suatu bendera juga memiliki atma, sehingga mereka perlu dihormati setiap saat sebagai suatu perwujudan negara..??
bhagawadgita mengatakan bahwa jika kau memuja dewa pujalah, tapi sebenarnya Aku adalah yang kau puja dan Aku pun memberikan hakikat bagi dirimu…
batu tiada memiliki apapun dalam hikmat Tuhan, tapi jika suatu rasa menghisapi batu itu sebenarnya adalah tiada pun manusia mengetahui apakah itu menjadi suatu Tuhan bagi suatu mahluk bernama Manusia..
secara manusiawi, manusia memiliki berbagai tingkatan tertentu dalam memahami Tuhan..seperti yang disebutkan pula dalam Bhagawadgita…menyembahlah kau pada leluhur maka kau akan menuju leluhur…menyembahlah pada kala kau akan menuju kala..menyembahlah pada dewa kau akan menuju dewa…namun sembahlah Aku kau akan menuju Aku…dan Akupun perwujudan mereka sebenarnya…
jadi alangkah manisnya jika dalam penerapannya dalam suatu sesembahan akan menuju suatu Aku yang abadi…itu adalah hakikat dan tertinggi dalam penerapan pemujaan…tapi sebenarnya pun manusia masih berisi tingkatan2 tersendiri dalam memahami Tuhannya…
seperti manusia juga memiliki tingkatan dalam pemahaman pengetahuan, anak SD belum akan bisa memahami apakah bagaimana seseorang bisa memperoleh keturunan…karena belum pantas dan perlu pemahaman lebih tinggi…
begitu pula dalam proses penalaran bagaimana sebuah Tuhan bisa berada dalam batu?maka dalam pemahaman selanjutnya ia akan memperoleh suatu pencerahan bahwa sebuah raga ada Tuhan didalamnya dan meresapi segalanya….
Manusia dilahirkan berbeda-beda…ada yang baru lahir sudah beranjak SMA, ada yang perlu belajar sampai Kuliah, ada yang tetap dalam pemahaman SD sampai akhir hidupnya…tapi dalam memahami Tuhan maka diberikan jalan masing-masing untuk menjadi seorang bhakta yang mumpuni…
sebagai seorang jnanin…hamba hanya bisa menganalisa mudah2an bermakna..salam…